• Jumat, 22 September 2023

Jangan Kaget, Facebook Jadi Platform Media Sosial Tertinggi untuk Sebarkan Hoaks

- Rabu, 3 Mei 2023 | 19:19 WIB
Ilustrasi penggunaan media sosial (pixabay)
Ilustrasi penggunaan media sosial (pixabay)

 

Terpantau.com Facebook merupakan media sosial yang menjadi sarana penyaluran hoaks terbanyak sepanjang tahun 2022. Pada posisi kedua, Twitter menjadi sarana penyebaran hoaks dan diikuti oleh WhatsApp (WA).

Sebagai informasi, Facebook ditemukan 627 kasus hoaks atau 36,9 persen, Twitter dengan 416 temuan atau 24,5 persen dan WhatsApp (WA) dengan 226 temuan atau 13,3 persen.

"Memang sampai sejauh ini yang tiga teratas kanal yang menjadi saluran penyebaran hoaks adalah Facebook, Twitter dan WhatsApp (WA)," kata Presidium Litbang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Loina Perangin-Angin, Rabu (3/5/2023).

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, 1000 Lebih Konten Hoaks Politik Ditutup Oleh Kominfo

Sejalan dengan popularitas TikTok yang semakin naik, temuan hoaks di saluran ini pun semakin tinggi apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

"TikTok mulai naik tapi di tahun ini ternyata angkanya lebih tinggi lagi. Ini menunjukkan popularitas TikTok yang pelan-pelan mulai meroket untuk menjadi saluran penyebaran hoaks," katanya.

Belum Merepresentasikan Ekosistem Hoaks

Namun demikian, komposisi tersebut tidak merepresentasikan ekosistem hoaks secara keseluruhan. Sebab, masih ada wilayah-wilayah yang belum terpantau seperti dark social dan word of mouth (WoM).

Mafindo mengklasifikasikan tipe narasi dalam hoaks menjadi beberapa bagian. Untuk tahun 2022, tipe narasi hoaks yang paling dominan adalah tipe wedge driver sekitar 651 hoaks (38,3 persen).

Tipe tersebut menunjukkan bahwa narasi hoaks 2022 cenderung menyimpan motif tersembunyi untuk membangkitkan sentimen negatif terhadap sesuatu atau pihak tertentu.

Baca Juga: Waspada! Grooming : Modus Pelecehan Seksual Anak - anak di Media Sosial

Ada juga tipe pipe dream dengan ciri khas memberi harapan palsu yang terlalu baik untuk menjadi kenyataan ada di posisi kedua dengan jumlah 602 hoaks (35,5 persen). Sementara itu, tipe boogies yang sifatnya menakuti sekitar 125 kasus hoaks.

"Ini menunjukkan bahwa kebencian dan harapan merupakan 2 hal yang paling banyak digunakan untuk mengeksploitasi emosi pembaca," ujarnya.

Berdasarkan data Mafindo, gambar dan video paling banyak digunakan sebagai penguat klaim dengan temuan sebanyak 1.137 hoaks (67 persen). Adapun klaim hoaks terkadang diletakkan dalam caption atau dalam gambar atau video yang dibagikan.

Halaman:

Editor: Kurniasih Budi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Gampang, Begini 7 Cara Screenshot di Laptop Windows

Selasa, 7 Februari 2023 | 16:40 WIB
X